Puzzle mind png sticker, autism

Making your mind matter now.

Halo apa kabar semua pembaca blog Saya yang setia.

Bagaimana kabar Anda semua pada hari ini? Been quite sometimes since I last wrote. Akhir-akhir ini Saya agak offline dan sedikit belajar mendalami arti Space dan Mind yang mempengaruhi cara berpikir, cara kita handling situations, sufferings, ego, etc. What is Life? What is Living? Why do we even Live? Segala sesuatu yang Saya ingin share di sini terlepas dari segala doktrin atau ajaran atau anutan dari Agama apapun, Saya hanya ingin mendalami dan memahami serta memberikan insight to how we really think and how we really feel about things.

Benar Saya meditasi setiap hari dalam beberapa waktu pada suatu hari yaitu ada kala-nya Saya meditasi pada pagi hari dan sore hari sebelum dinner atau after tetapi Saya anjurkan jika Anda ingin melakukan meditasi adalah pada pagi hari di saat setelah bangun pagi. Saya dapat menyimpulkan bahwa meditasi pada pagi hari, meng-kondisikan our mood, our way of thinking for the rest of the day. Meditasi in the evenings, membuat kita kontemplasi pada apa yang telah terjadi pada hari itu, feelings kita pada hari itu dan menjelang petang, dimana mungkin mostly of our problems telah winding down to sleep.

Ego memanifestasi dalam bentuk yang bermacam-macam, bisa dalam bentuk ketakutan, fear, regret, pain, was-was, worried, galau, gundah, jealousy, dengki dan iri, dan masih banyak lagi. Setelah beberapa kali meditasi, Saya bisa menyimpulkan bahwa Ego adalah suatu state of mind di mana kita tidak Living in the Present Moment. Ego biggest enemy adalah This Present Moment. Dimana kita bernafas dan menyadari nafas kita masuk/keluar dan kita memiliki tempat di situ. Space between.

Di dunia yang serba chaos pada saat ini, banyak sekali sufferings yang kita lihat. Kita menghadapi banyak tantangan dan challenges. Dunia sedang dalam peperangan saudara, Human killing Human, businesses juga terancam punah tutup dan bangkrut di karenakan hal hal yang tidak bisa kita control sama sekali. Walaupun kita bisa mekontrol hal hal sedikit itu, banyak akhirnya yang mereka lakukan tidak dalam kontrol kita sama sekali. We are all in pain.

Hanya dengan cara kita menyadari dan menerima serta surrender / berserah pada hal hal tersebut itu lah kita bisa merasakan full peace. We do not need them (kita tidak membutuhkan sufferings). They are all useless dan tidak berarti sama sekali. Those tall buildings, those beautiful beach villas, cities, hal hal duniawi yang kita rasakan semua, akan lenyap pada Present Moment Mindfulness Meditation. Semua itu akan hilang, sirna tidak berbentuk dan lenyap begitu saja. Lalu untuk apa kita semua suffering dan menghadapi itu semua? Mengapa kita berlama-lama bersedih dan meratapi nasib kita yang sesungguhnya pada dalamnya itu adalah Nothing alias kosong?

ZEN PROVERB

Marcus Aurelius adalah salah satu Raja Romawi yang mendalami dan mempraktekkan Stoicism pada hidupnya. Hal yang paling Saya suka yaitu konsep: Focus on the things that only we can control. Susah memang untuk memahami dan mempraktekan hal tersebut karena hidup kita, secara manusia adalah hewan sosial (Social Animal) dimana kita membutuhkan atau tidak membutuhkan peran orang lain dalam hidup kita. Namun setelah beberapa kali meditasi, Saya berani menyimpulkan bahwa bahkan tubuh kita sendiri, kita gak bisa kontrol. Kita hanya bisa mengontrol cara “How to accept things”. How to be peaceful with our own mind. Kita hanya bisa memahami dan be aware of the breath in and out dalam pikiran kita sendiri. Alhasil, kita tidak bisa control even the slightest happenings to our body, apalagi kita mau kontrol hal hal yang ada di luar badan kita? Yang bisa kita control ternyata hanya one thing, Our awareness. Our own space. That is Nirvana. Itulah pure kebahagiaan kita sebagai manusia.

So whenever, wherever kita sedang mengalami kegundahan, ketakutan, anxiety, fear, jealousy, iri, dengki, mangkel, anything yang membuat kita tidak nyaman, ataupun sebaliknya apapun yang membuat kita nyaman, bahagia, happiness, sombong, congkak, tinggi hati… sempatkanlah, beberapa menit untuk duduk bersila. Sit in the corner of your room, in silent, be aware of your breath. Be conscious of your own thoughts, ketahuilah bahwa pikiran kita tidak di design untuk diam dan kosong. Pikiran ya pikiran, come and go sepergi puppy, kucing, ikan, berkeliaran kesana kemari. Awasi dengan tanpa judge, awasi dengan penuh kedamaian. Tarik dan ketahuilah bahwa kita sedang menarik napas…. buang napas dan kita ketahui bahwa kita sedang membuang napas… nikmati kekosongan (space) yang ada di antara napas, di antara pikiran. That is what I call my Space dimana tidak ada orang ataupun benda ataupun makhluk ataupun siapapun yang bisa mengambil itu. That space is yours and yours only. Nikmatilah. Alhasil, ketahuilah bahwa dalam space itu, tidak ada ego, tidak ada ketakutan, tidak ada iri dengki, sombong, tidak ada ketakutan bahkan ketakutan tentang kematianpun. That Space is my nirvana.

Semoga pada blog kali ini, bermanfaat bagi kita semua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *